Salju Gurun
Di hamparan gurun yang seragam, jangan lagi kau menjadi butiran pasir. Sekalipun nyaman engkali di tengah impitan sesamamu, tak akan ada yang tahu jika kau melayang hilang.
Di lingkungan gurun yang serba serupa, untuk apa lagi menjadi kaktus. Sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar di mana-mana. Tak ada yang menangis rindu jika kau mati layu.
Di lansekap gurun yang mahaluas, lebih baik tidak menjadi oase. Sekalipin rasanya kau sendiri, burung yang tinggi akan melihat kembaranmu disana-sini.
Ditengah gurun yang tertebak, jadilah salju yang abadi. Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah, dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekedar bergerak dua inci.
Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau tak berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau...berbeda.
~taken from Dee's book, Filosofi Kopi.
Di hamparan gurun yang seragam, jangan lagi kau menjadi butiran pasir. Sekalipun nyaman engkali di tengah impitan sesamamu, tak akan ada yang tahu jika kau melayang hilang.
Di lingkungan gurun yang serba serupa, untuk apa lagi menjadi kaktus. Sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar di mana-mana. Tak ada yang menangis rindu jika kau mati layu.
Di lansekap gurun yang mahaluas, lebih baik tidak menjadi oase. Sekalipin rasanya kau sendiri, burung yang tinggi akan melihat kembaranmu disana-sini.
Ditengah gurun yang tertebak, jadilah salju yang abadi. Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah, dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekedar bergerak dua inci.
Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau tak berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau...berbeda.
~taken from Dee's book, Filosofi Kopi.
0 comments:
Post a Comment